Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 - 65 kg.
[7]Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya
hitam, matanya berwarna
cokelat atau
biru,selain itu
hidungnya relatif lebar tetapi tidak terlalu moncong.
[3].Jenis
bulu beruang madu adalah yang paling pendek dan halus dibandingkan
beruang lainnya, berwarna
hitam kelam atau
hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna
oranye yang dipercaya menggambarkan
matahari terbit.
[8] Berbeda dengan beruang madu dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut, tipis dan bersinar.
[9]Karena hidupnya di pepohonan maka telapak
kaki beruang ini tidak berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan
kecepatan hingga 48
kilometer per jam dan memiliki
tenaga yang sangat kuat.
[10] Kepala beruang madu relatif besar sehingga menyerupai
anjing yakni memiliki
telinga kecil dan berbentuk bundar.
[3] Beruang jenis ini memiliki
lidah yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan
madu dari sarang
lebah di pepohonan.
[8]Selain itu, lidah yang panjangnya dapat melebihi 25 cm itu juga digunakan untuk menangkap
serangga kecil di batang pohon.
[11] Beruang madu memiliki penciuaman yang sangat tajam dan memiliki
kuku yang panjang di keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan.
[12]Beruang madu lebih sering berjalan dengan
empat kaki, dan sangat jarang berjalan dengan dua kaki seperti
manusia.
[11] Lengan beruang jenis ini cukup lebar dan memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya memanjat pohon.
[13] Kuku tangan yang melengkung digunakan oleh
beruang ini untuk menggali
rayap,
semut dan sarang
lebah dan
beruang yang sedang mencari
madu akan segera menghancurkan
kayu yang masih hidup dan segar dan bahkan berusaha untuk menggaruk
pohon yang kayunya keras.
[14]Rahang beruang madu tidak proporsional karena terlalu besar sehingga tidak dapat memecahkan buah-buah besar seperti kelapa.
[15] Gigi beruang ini lebih datar dan merata dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup panjang sehingga menonjol keluar dari mulut.
[16] Ukuran tulang
tengkorak kepala beruang madu pada umunya memiliki panjang tengkorak 264,5 mm, panjang
condylobasal 241,3 mm, lebar
zygomatic 214,6 mm, lebar
mastoid 170,2 mm, lebar
interorbital 70,5 mm, lebar
maxilla 76,2 mm.
[17]
Beruang madu hidup di hutan hujan tropis sekitar Asia
Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.
[18] Habitat beruang madu terdapat di daerah
hujan tropis Asia Tenggara.
[19]Penyebarannya terdapat di pulau
Borneo,
Sumatera,
Indocina,
Cina Selatan,
Burma, serta Semenanjung malaya.
[18]Oleh karena itulah jenis ini tidak memerlukan masa
hibernasi seperti beruang lain yang tinggal di wilayah empat
musim.
[20]Beruang madu di masa lalu diketahui tersebar hampir di seluruh
benua Asia, namun sekarang menjadi semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.
[21]
Beruang madu adalah binatang
omnivora yang memakan apa saja di hutan.
[2] Mereka memakan aneka buah-buahan dan tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis
palem.
[3] Mereka juga memakan
serangga,
madu,
burung, dan binatang kecil lainnya.
[22] Apabila beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti
cempedak,
durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain.
[3] Pada wilayah yang telah diganggu oleh manusia, mereka akan merusak lahan pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau tanaman kebun lainnya.
[22]
Beruang madu hidup secara soliter di alam bebas.
Beruang madu aktif di
malam hari atau disebut juga dengan makhluk
nokturnal, mereka menghabiskan waktu di
tanah dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan.Kecuali
betina dengan anaknya, beruang madu umumnya bersifat
soliter. Mereka tidak ber
hibernasi sebagaimana spesies beruang lainnya karena sumber pakannya tersedia sepanjang tahun.
[23]Dalam satu hari seekor beruang madu berjalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya.Perilaku beruang madu yakni menggali dan membongkar juga bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan daur ulang yang sangat penting untuk hutan hujan tropis.
[3]Beruang madu juga sangat berperan dalam meregenerasi
hutan sebagai penyebar
biji buah-buahan, dan terkenal sebagai pemanjat
pohon yang ulung. Sifatnya pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang hari dengan kebutuhan wilayah jelajah yang luas.
[24]
[sunting] Perkembangbiakan
Beruang madu tidak mempunyai musim
kawin tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin. Lama mengandung beruang betina adalah 95-96 hari, anak yang dilahirkan biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan.
[25]Terkadang, beruang betina hanya terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua bayi setelah masa kehamilannya.
[13] Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia dalam jumlah yang memadai.
[26] Beruang melahirkan di sarang yang berbentuk gua atau lubang pepohonan dimana
bayi yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan tetap tinggal di
sarang sampai ia mampu berjalan bersama induknya mencari makanan.
[27]Bayi beruang madu di duga hidup bersama induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara mandiri.
[28]
[sunting] Ancaman terhadap beruang madu
Beruang madu telah dikategorikan sebagai binatang yang mudah di serang dan terancam kelangsungan hidupnya.
[29] Hal ini disebabkan oleh pengerusakan habitat yang berlangsung terus-menerus.
[26] Ancaman terbesar bagi beruang madu memang semakin hilangnya habitat yang berupa hutan hujan tropis , termasuk diantaranya fragmentasi hutan dan
degradasi hutan yang disebabkan oleh perilaku manusia berupa pembalakan hutan secara liar serta penebangan hutan untuk keperluan perkebunan karet, kelapa sawit serta kopi.
[30] Ancaman lain bagi beruang madu adalah adanya perburuan, baik dikawasan perlindungan maupun di luar kawasan perlindungan, bagian tubuh beruang madu seperti katung
empedu serta cairannya banyak diperdagangkan secara gelap untuk memenuhi permintaan pasar pengobatan
tradisional.
[31] Selain itu, konflik yang terjadi antara manusia dengan beruang madu terkait dengan perusakan wilayah
pertanian juga merupakan ancaman bagi beruang jenis ini.
[32] Bencana alam seperti
kebakaran hutan turut memengaruhi kelangsungan hidup beruang madu karena berhubungan erat dengan kelestarian habitat serta ketersediaan makanan.
[27]
Konservasi beruang madu masih sangat jarang dilakukan.
[33] Beruang ini telah terdaftar dalam
Appendix I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) sejak tahun 1979 yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diburu oleh siapapun.
[34] Penelitian lebih lanjut mengenai beruang madu sedang dilakukan, khususnya tentang dasar-dasar
biologis,
ekologi, serta perilakunya.
[35] Konservasi beruang madu perlu difokuskan pada perlindungan terhadap habitat hutan,
manajemen yang baik terhadap bidang perlindungan beruang madu, supremasi
hukum yang tegas terkait dengan pelanggaran terhadap perlindungan beruang madu, menghentikan perdagangan anggota tubuh beruang, serta mengurangi konflik antara manusia dan beruang madu di wilayah hutan.
[35]